Oleh : Intan Rahmawaty, S.Pd
Guru BK SMPN 43 Bandung
Terlihat sosok cantik gadis perempuan berambut panjang..kulit putih dan halus, mata sayu dan tahi lalat di dagu.
Kulihat dia selalu ceria, ramah dan dikelilingi teman-temannya.
Sampai suatu ketika kulihat dia menangis seperti hujan yang lebat petir yang kencang..suaranya keras menggelegar. Ku hampiri dia kupeluk erat..semakin deras air mata bak hujan yang tidak berhenti satu hari satu malam.
Apa yang terjadi gerangan..anak gadisku itu berteriak kencang menggelegar bak bunyi letusan bom hirosima..." aku benci ibuku".
Terteguk saya kaget..ku peluk erat tubuhnya..apapun yang terjadi saya teriak dia masih ibumu, yang melahirkan dan membesarkanmu.
Air hujan pun perlahan lahan berhenti petirpun yang begitu kencang mulai berhenti..matahari yang tadinya tidak ada muncul kembali dan tersenyum dalam wajah cantiknya.
Oh anak gadisku yang malang..dia benci rupanya ditinggalkan ibunya pergi ke surga ketika ia usia 10 tahun..setelah berdiskusi dan mendengarkan nasihat saya bak peserta webinar..akhirnya anak gadisku bisa paham..bahwa ibunya tidak pernah meninggalkannya..malah selalu berada didekatnya..doa dan doa yang dikirimkan setiap hari dari anak gadisku untuk ibunya.
Tegar..kuat...anak gadisku tercinta.
Kembali setiap hari wajah senyum kegembiraan, keramahan muncul kembali diwajahnya..tidak ada lagi air hujan dan petir...'anak gadisku yang tegar'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar