Senin, 22 Juni 2020

Pengalaman Luar Biasa

Senin, 22 Juni 2020

Pengalaman yang luar biasa ketika dapat bergabung dengan WAG belajar menulis bersama om jay dan bu Fatimah...

Saya sangat beruntung sekali dapat bergabung dengan grup belajar menulis karena minimal ada 3 hal yang saya dapatkan yaitu disiplin, termotivasi terus untuk menulis, saling menguatkan dalam hal semangat menulis. 
 
Saya merasa banyak kelemahan dan keterbatasan ilmu dalam menulis tapi dalam grup ini saya sangat terbantu, adanya pengalaman dari teman dan para narsumber dalam menerbitkan buku sangat menjadi inspirasi dalam keinginan saya untuk menulis.

Dalam grup ini saya pun jadi mempunyai alamat blog sendiri, jadi mengetahui asiknya menulis diblog dan menuangkan setiap pengalaman saya dalam blog.

Tak henti hentinya saya mengucapkan terimakasih dan rasa syukur saya bergabung dalam grup menulis, terimakasih om jay dan bu fatimah yang selalu setia membimbing saya.

Jumat, 12 Juni 2020

Cerita Morfologi

"Anak Perempuanku Yang Tegar"
Oleh : Intan Rahmawaty, S.Pd
Guru BK SMPN 43 Bandung

Terlihat sosok cantik gadis perempuan berambut panjang..kulit putih dan halus, mata sayu dan tahi lalat di dagu.
Kulihat dia selalu ceria, ramah dan dikelilingi teman-temannya. 

Sampai suatu ketika kulihat dia menangis seperti hujan yang lebat petir yang kencang..suaranya keras menggelegar. Ku hampiri dia kupeluk erat..semakin deras air mata bak hujan yang tidak berhenti satu hari satu malam.

Apa yang terjadi gerangan..anak gadisku itu berteriak kencang menggelegar bak bunyi letusan bom hirosima..." aku benci ibuku".
Terteguk saya kaget..ku peluk erat tubuhnya..apapun yang terjadi saya teriak dia masih ibumu, yang melahirkan dan membesarkanmu.

Air hujan pun perlahan lahan berhenti petirpun yang begitu kencang mulai berhenti..matahari yang tadinya tidak ada muncul kembali dan tersenyum dalam wajah cantiknya.

Oh anak gadisku yang malang..dia benci rupanya ditinggalkan ibunya pergi ke surga ketika ia usia 10 tahun..setelah berdiskusi dan mendengarkan nasihat saya bak peserta webinar..akhirnya anak gadisku bisa paham..bahwa ibunya tidak pernah meninggalkannya..malah selalu berada didekatnya..doa dan doa yang dikirimkan setiap hari dari anak gadisku untuk ibunya.

Tegar..kuat...anak gadisku tercinta.
Kembali setiap hari wajah senyum kegembiraan, keramahan muncul kembali diwajahnya..tidak ada lagi air hujan dan petir...'anak gadisku yang tegar'

Kamis, 11 Juni 2020

Resume kuliah Rabu, 10 Juni 2020

Alhamdulillah pada malam ini akan menghadiri kembali kuliah online yang setiap hari memberikan motivasi untuk belajar menulis dan menulis lagi..
Pada malam ini kami sebagai peserta akan mendapat ilmu dari tokoh pendidikan yang luar biasa bernama Agung Pardini yang merupakan master teacher pada sekolah Guru Indonesia..kegiatan ini akan dipandu ibu Aam yang tak kalah hebatnya dalam dunia menulis..

Bapak Agung banyak sekali menerbitkan buku-buku yang inspiratif dan dapat memberikan motivasi untuk kami sebagai para calon penulis.Buku nya sangat hebat , dan luar biasa.

Kecintaan terhadap literasi yang membuat dirinya sukses sebagai penulis. Beliau juga aktiv sebagai penggiat dompet duafa. Banyak kegiatan-kegiatan yang menarik dari kegiatan duafa yang menjadi inspirasi buku bliau.

Ada beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil malam ini diantaranya :

1. Merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

Rabu, 10 Juni 2020

Surat cinta untuk muridku tersayang

Assalamualaikum wr wb
Ananda peri murid ibu yang paling ibu sayangi..tak terasa yah sudah mau lulus dari sekolah. Ibu bahagia sekali mendengar ananda peri sudah menerima surat kelulusan. Selamat yah smoga sukses dan menggapai cita-citamu.
Ibu sangat bangga ketika ananda mau bercerita kepada ibu tentang permasalahan dan keluh kesah selama di bersekolah 3 tahun, ibu bangga ananda peri selalu memilih hal yang tepat dan membanggakan.
Teruslah menjadi ananda peri yang penuh semangat dan luar biasa.jangan lupakan ibu tetap kontak kontak yahhh..
Ibu bangga dan sayang kepada ananda peri...


Peluk cium
Ibu Intan Rahmawaty, S.Pd
Guru BK mu

Minggu, 07 Juni 2020

Ketika sepi ku bekerja..

Curahan isi hatiku malam ini..
Minggu, 07 Juni 2020
Jam 23.20 wib

Disaat hening semua terlelap tidur, aku malah bekerja. Tapi memanglah ada kenikmatan tersendiri..kerja menjadi lebih fokus dan cepat selesai..tepat jam 23.20 aku membereskan rumahku yang berantakan,mengepel lantai dan mencuci piring..dengan harapan ketika bangun pagi suami dan anakku senang rumah sudah rapi dan bersih. Ku hanya ingin membuat suami dan anakku nyaman ketika mereka bangun tidur.
Usai mengerjakan pekerjaan rumah, aku lanjut mengerjakan tugas kantorku, dari mulai mengedit dan ngprint halaman demi halaman. Ada keasikan sendiri bekerja disaat orang-orang terlelap tidur. Memang aku seorang insomnia dari sejak aku remaja,sulit sekali merasakan mengantuk. Agar rasa sulit tidurku lebih bermanfaat dan berkualitas maka aku lebih senang mengerjakan tugas atau pekerjaan disaat orang-orang terlelap tidur.

Jumat, 05 Juni 2020

RESUME KULIAH ONLINE JUMAT, 05 JUNI 2020

"Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku"


Kuliah online pada malam ini tidak kalah menarik sekali dimana pemateri yang bernama ibu Sri Sugiatuti menceritakan berbagai pengalamannya tentang langkah dan upaya beliau dalam menerbitkan sebuah buku dan banyak lagi buku. 

Perjuangan dan rintangan dalam menerbitkan sebuah buku tidaklah mudah, namun bagaimana kita mengahdapai berbagai rintangan tersebut akan dirasa lebih mudah jika kita tetap berjuang dan istiqomah.
Beliau memulai menulis dengan usia yang tidak muda lagi menjadikan motivasi saya untuk bisa berjuang untuk menerbitkan sebuah buku. pengalaman-pengalaman beliau dalam menulis sangat menginspirasi sekali dan memotivasi saya untuk bisa belajar menulis lebih giat lagi.

Aktiv dalam MGMP juga dapat menjadi kita lebih banyak inspirasi dan pengalaman. Buku beliau yang diterbitkan yang paling saya suka berjudul 'Kugelar Sajad Cinta', saya sangat menyukai cerita dan bahasa yang ada di buku tersebut. semoga saya dapat menulis dan menerbitkan buku seperti beliau.

Kamis, 04 Juni 2020

Resume kuliah online 03 juni 2020


















Malam Kuliah Online Yang Luar Biasa Bersama Ibu Hati😍


Wow...perkuliahan malam ini luar biasa sekali...saya sangat merasa takjub ternyata masih banyak yang harus saya lakukan untuk bisa menjadi seorang penulis..saya harus lebih semangat lagi.



Malam ini sangat menarik temanya yaitu bagaimana menerbitkan PTK dan best practise kita untuk bisa menjadi sebuah buku. Saya ingin sekali bisa mewujudkan hal itu.Ternyata tahapannya banyak sekali, bu Hati sebagai pembicara pada perkuliahan sudah sangat menjelasakan secara detail, materi sudah saya kantongi tinggal saya praktekkan..harus bisa..!

Terimakasih banyak bu Hati atas perkuliahannya malam ini, saya yakin dapat mengikuti jejak ibu yang sangat luar biasa. Mudah-mudah saya mampu mebuat karya dan best practise saya untuk menjadi sebuah buku..

Semangat teman-teman grup ..mari kita mengikuti langkah-langkah dari bu Hati dan om Jay yang sudah menginspirasi kita dalam dua malam yang luar biasa...

Semangaaaaaaaat!!!!!!

Rabu, 03 Juni 2020

MAKALAH : SISWA TERLAMBAT KE SEKOLAH DAN PENANGANANNYA DI SMPN 43 BANDUNG

BAB 1

PENDAHULUAN

 

 

A.     Latar Belakang

 

Terlambat datang ke sekolah sering kali di alami para siswa maupun siswi. Hampir setiap harinya ada siswa yang terlambat ke sekolah dengan berbagai macam alasan.Setiap siswa tentu memiliki alasan yang berbeda - beda. Ada banyak sekali alasan alasan siswa ketika terlambat mulai dari yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal sekalipun.Terlambat datang ke sekolah adalah masalah rutin yang di hadapi guru setiap hari. Padahal aturan sudah di perketat tapi masih ada juga siswa yang datang telat. masalah ini adalah lumrah dan pasti di alami setiap sekolah termasuk di SMPN 43 Bandung

Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin,dan berkualitas secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.

 

Kedisiplinan pada anak usia sekolah atau siswa sangat penting diperhatikan, adanya peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya nanti. Kedisiplinan pada siswa harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar.

 

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan dirasa sangat penting bagi siswa SMPN 43 Bandung, maka pihak sekolah pertama kali perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah. Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di SMPN 43 Bandung mempunyai tata tertib yang mendisiplinkan siswa yang terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik, dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.

 

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 06.45 WIB, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang datang lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pembiasaan di SMPN 43 Bandung dan berefek pada jam pertama pelajaran.

Keterlambatan pada siswa kelas VII, VII dan IX di SMPN 43 Bandung   bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang tinggal jauh dari sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan seperti inilah yang sering dikemukakan siswa ketika datang terlambat pada saat jam pembiasaan dan jam pelajaran pertama sudah dimulai. Namun, apapun alasan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai dengan sanksi yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan berguna bagi ketertiban sekolah dan bagi diri siswa itu sendiri. Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan mengadakan suatu tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran dimulai. Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak yang terkait yaitu siswa, wakasek kesiswaan, guru pelajaran jam pertama, wali kelas dan guru BK .

 

B.     Perumusan Masalah

1.        Apakah faktor-faktor penyebab keterlambatan siswa di SMPN 43 Bandung ?

2.        Apakah sanksi yang diterima oleh siswa di SMPN 43 Bandung yang sering terlambat?

3.        Bagaimana penanganan di SMPN 43 Bandung untuk siswa yang terlambat ?

4.        Bagaimana solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat?

 

C.     Tujuan Penulisan

      Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini, agar seluruh siswa yang ada di SMP Negeri 43 Bandung tidak terlambat lagi dan bisa datang tepat pada waktunya. Sebab, apabila siswa tersebut tidak lagi terlambat, siswa dapat mengikuti pelajaran dari jam pembiasaan dan jam pertama dengan baik sehingga berkonsentrasi ketika belajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.     Pengertian Terlambat

 

                  Salah satu peraturan tata tertib sekolah yang paling sering dilanggar oleh siswa adalah terlambat. Terlambat adalah datang tidak tepat pada waktunya. Terlambat ini merupakan kebiasaan siswa yang sangat sulit untuk dihilangkan. Perubahan jam masuk sekolah, yaitu 06.45 membuat banyak siswa di SMP Negeri 43 Bandung banyak yang terlambat. Ada berbagai siswa yang datang terlambat, mulai dari kelas VII yang baru duduk di SMP Negeri 43 Bandung, kelas VIII, maupun kelas IX yang sudah tiga tahun duduk di SMP Negeri 43 Bandung.

 

Keterlambatan: Adanya tingkah laku menyimpang yang menyalahi aturan/tata tertib yang ada di sekolah baik tertulis maupun tidak tertulis. Keterlambatan siswa ada 2 kemungkinan yaitu terlambat karena sengaja dan keterlambatan karena tidak disengaja, untuk memperjelas hal itu saya akan uraikan maksud dari terlambat sengaja dan terlambat tidak sengaja.

                              Terlambat sengaja

Kebanyakan siswa menlanggar terlambat sengaja dikarenakan;
mereka malas berbaris, mereka belum sempat merokok, karena ada mata
pelajaran pertama yang mereka tidak suka atau dengan alasan yang tidak
sesuai dan tidak bisa diterima alasan yang rasional.

Terlambat tidak sengaja

Kemungkinan siswa yang mempunyai rumah lebih jauh dengan
lingkungan sekolah kemungkinan besar terjadi mereka akan terlambat
namun hal ini tidak termasuk terlambat sengaja, siapa tahu dengan
keterlambatannya itu ada beberapa hal tidak diduga olehnya seperti: tidak
ada kendaraan (karena sopir angkot mogok kerja), bis yang mereka
tumpangi bannya bocor sehingga terlambat, kemungkinan hujan lebat atau
dengan alasan yang rasional. Tempat tinggal yang jauh menjadi kendala
kedisiplinan waktu. Memang ada sebagian dari mereka yang rumahnya
sangat jauh dari sekolah bahkan tidak ada transportasi yang mendukung.
Untuk sampai pada jalan besar mereka harus jalan berkilo-kilo yang
memakan waktu lama. Sehingga pada saat sampai di sekolah sudah
terlambat,

               

B. Penyebab Siswa Banyak Yang Datang  Terlambat di SMPN 43 Bandung

1. Tidur terlalu malam atau begadang

"Kamu kenapa datang terlambat ke sekolah.? Saya semalam begadang bu." Alasan pertama kenapa siswa sering telat ke sekolah karena begadang. Apa lagi di tambah kemajuan teknologi yang semakin pesat. Membuat siswa SMPN  43 Bandung susah untuk tidur di malam hari karena bermain gadget. Banyak orang tua yang tidak mengetahui anaknya bermain HP sampai larut malam. Pengaruh bergadang malam itu sangat kuat apa lagi di kalangan siswa di SMPN 43 Bandung. Dunia di buat kebalik siang jadi malam, malam jadi siang. Khususnya untuk siswa yang sering aktif di sosmed pasti, tidurnya hampir pagi semua di aktifkan mulai dari facebook, bbm, instagram, dan lain lain.

2. Tidak bangun sholat subuh

"Kamu kenapa terlambat ke sekolah.? Saya tidak  bisa bangun subuh buu, kalau saya bisa pasti saya gaa terlambat ke sekolah." Alasan ini jarang sekali di keluarkan dari mulut siswa karena memang rata - rata siswa itu tidak  bisa bangun di waktu subuh.

3. Ketiduran lagi

"Kamu kenapa terlmbat ke sekolah.? Saya ketiduran lagi bu, saya sudah bangun sholat subuh tapi setelah itu saya ketiduran lagi." Alasan ketiga karena siswa sering ketiduran saat mereka sudah bangun. Ini kebiasaan buruk yang banyak sekali di lakukan para siswa di SMPN 43 Bandung. Apa lagi kalau yang tinggal dengan orang tua sendiri dan jarak rumah yang dekat dengan sekolah. Alaram berbunyi, ibu sudah teriak bangunin, siswa menjawab...sebentar lagi buu masih ngantuk .. Ketika terbangun langsung terburu - buru ke kamar mandi. Jadinya terlambat ke sekolah.

4. Lupa menyetel alaram

"Kamu kenapa terlambat lagi ke sekolah.?saya lupa menyetel alaram saya." Alasan ke empat siswa terlambat ke sekolah karena lupa menyetel alaram. Boleh di bilang alaram adalah alternatif yang baik di gunakan untuk membangunkan seseorang yang sedang ketiduran.

6. Lupa menyiapkan seragam dan buku

Alasan ke enam yaitu karena lupa menyiapkan seragam dan buku. Jadinya ketika habis mandi mulai bongkar sana sini cari seragam. Bongkar sana sini cari buku pelajaran. Ini juga merupakan alasan yang paling sering di katakan para siswa. kebiasaan setelah pulang sekolah lempar seragam sembarangan. Buku di biarkan berceceran, berantakan. 

7. Terlalu santai

Alasan ini sering kali yang terlibat adalah siswi. Dimana mereka terlalu menikmati waktu pagi didepan cermin sehingga lupa kalau sudah waktunya berangkat ke sekolah. Santai yang berlebihan membuat mereka terlambat mulai dari mandi yang lama, belum lagi berdandan, memakai seragam, memakai sepatu dan masih banyak tetebenge lainnya yang menyita waktu mereka. Sudah menjadi kebiasaan turun temurun, dari generasi kegenerasi, bahwa wanita terlalu santai apa lagi kalau sudah berhadapan dengan cermin. 

 

 

 

 

8. Kendaraan mogok

Kendaraan mogok juga termasuk dalam alasan kenapa siswa sering terlambat. Lupa mengecek kendaraan sehingga dalam perjalanan kesekolah mogok. Mulai dari ban bocor, mesin buntu, knalpot patah, pelek bengkok, dan masih banyak lagi alasan kendaraannya mogok.

9. Menunggu teman

Alasan ini sering di alami oleh para siswa bersama sahabat mereka. Gara gara menunggu teman jadi telatnya berdua.

10. Macet

Alasan yang sering keluar dari mulut siswa ketika ditanya adalah karena macet. Padahal mereka datang yang kurang pagi dari rumahnya.

 

D.            Penanganan siswa yang terlambat di SMPN 43 Bandung

1.        Anggota osis sudah menjaga digerbang setiap pagi

2.        Anggota osis dan kesiswaan sudah mempersiapkan untuk jam pembiasaan di sekolah

3.        06.45 WIB gerbang sudah ditutup, siswa yang terlambat dicatat anggota osis

4.        Siswa yang terlambat dibariskan secara tertib oleh anggota osis

5.        Kesiswaan dan Tim BK mengumpulkan siswa yang terlambat dan memberikan pengarahan dan nasihat untuk tidak terlambat

6.        Tim BK mengklasifikasikan satu persatu alasan siswa yang terlambat, guru BK mengeksplor alasan keterlambatan siswa serta menuangkannya dalam kertas berita acara tentang keterlambatannya.

7.        Siswa yang terlambat diberikan sanksi membersihkan lingkungan SMPN 43 Bandung dengan didampingi masing-masing wali kelas

8.        Siswa yang terlambat lebih dari 3x orang tua akan diundang oleh tim BK dan wali kelas

 

E.            Akibat Siswa di SMPN 43 Bandung Yang Datang Terlambat

            Akibat dari siswa yang terlambat sendiri sangat banyak, yaitu mereka tidak bisa  mengikuti pembiasaan yang ada di SMPN 43 Bandung seperti solat duha, GPS dan senam pagi, terlambat mengikuti pelajaran dari jam pertama, harus menanggung malu karena mendapatkan sanksi dari sekolah berupa membersihkan lingkungan sekolah, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, adanya undangan untuk orang tua sehingga tidak sedikit siswa yang dimarahi orang tuanya karena terlambat,dipandang tidak disiplin oleh para guru, dan masih banyak lain sebagainya.

 

F.             Pemecahan Masalah

            Peran guru, orang tua, dan kedisiplianan dari siswa sendiri merupakan solusi  atau cara yang sangat efektif untuk mengatasi terlambat datang ke sekolah. Untuk guru, peran yang dilakukan adalah memberikan contoh datang pagi kepada siswanya agar tidak terlambat, karena bagaimana bisa siswa datang tepat waktu kalau gurunya saja banyak yang datang terlambat. Lalu guru dapat memberikan sanksi, pemberian sanksi ini bisa memberikan efek jera kepada siswa yang datang terlambat. Peran orang tua sangat diperlukan untuk mengatasi siswa terlambat, contohnya dengan membangunkan anaknya lebih pagi, mengingatkan jangan bertele-tele, dan lain sebagainya. Yang paling penting untuk mengatasi siswa yang terlambat adalah kesadaran siswa itu sendiri untuk terbiasa mendisiplinkan diri. Karena tidak ada gunanya memberikan sanksi, kalau siswa itu sendiri tidak ada kesadaran dan kemauan untuk datang tepat waktu.

Beberapa upaya atau solusi yang dilakukan untuk meningkatkan disiplin siswa antara lain :

o    Peraturan dan tata tertib sekolah perlu senantiasa disosialisasikan
melalui setiap kesempatan dapat pada media yang dapat dimanfaatkan,
misalnya: majalah dinding, upacara penaikan bendera pada saat
mengajar dan lain-lain.

o    Pembina disiplin secara individual oleh kesiswaan, wali kelas maupun seluruh personil sekolah

o    Administrasi piket perlu ditindak lanjuti. Data-data yang dikumpulkan
seperti angka keterlambatan, ketidak hadiran dapat ditabulasikan atau
dibuat grafik sehingga dapat dijadikan sebagai bahan untuk
mengevaluasi sejauh mana keberhasilan Pembina disiplin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

 

 

A.    Kesimpulan

Kedisiplinan siswa di SMPN 43 Bandung sangat penting diperhatikan, adanya peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi siswa  pada masa dewasanya nanti. Kedisiplinan pada siswa harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar. Siswa di SMPN 43 Bandung dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan dirasa sangat penting bagi siswa SMPN 43 Bandung, maka pihak sekolah pertama kali perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah. Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di SMPN 43 Bandung mempunyai tata tertib yang mendisiplinkan siswa yang terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik, dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.

 

B. Saran

Kedisiplinan siswa di SMPN 43 Bandung hendaknya dilakukan oleh seluruh personil sekolah di SMPN 43 Bandung. Terutama dalam masalah menangani siswa yang terlambat, seluruh personil di SMPN 43 Bandung harus kompak bersinergi dengan baik. Terlambat jugan dapat dikurangi dengan adanya kesadaran dan kemauan datang tepat pada waktunya dari siswa sendiri. Tetapi guru-guru juga harus memberikan contoh tidak  datang terlambat kepada murid-muridnya. Sebab, semua siswa yang ada di SMP 43 Bandung selalu melihat dari guru itu sendiri. Dan juga peran orang tua dalam mengurangi terlambat sangatlah penting.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Purwanto, M. Ngalim, MP. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor - faktor Yang Mempengaruhinya . Jakarta : Rineka Cipta

Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, jakarta : CV Agung

 

 


MAKALAH : MEROKOK....STUDI KASUS TERHADAP SISWA..SEMOGA BERMANFAAT

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

  Kebiasaan merokok telah menjadi salah satu problem sosial paling serius dipenghujung abad ini. Di kalangan remaja dan anak usia sekolah, kebiasaan mengkonsumsi produk tembakau itu bahkan telah sampai pada tingkat yang sangat memprihatinkan.

  Selain itu merokok juga merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah membudaya sejak lama di indonesia. Harus ditanamkan di kalangan remaja bahwa risiko kesehatan yang harus dihadapi bila mereka merokok adalah tinggi. Dan juga rokok sendiri kerap dituding sebagai salah satu penyebab seseorang menjadi pengguna zat alkohol dan zat berbahaya lainnya

Faktanya kita semua mengetahui bahwa kebiasaan merokok adalah kebiasaan buruk dan mempengaruhi kesehatan manusia. Merokok tidak hanya membahayakan diri perokok sendiri, melainkan juga mengancam kesehatan orang sekitarnya. Seharusnya hak perokok berhenti saat berhadapan dengan hak bukan perokok. Ia harus sadar bahwa meski rokok dibeli dari kantong sendiri, namun saat ia merokok di dekat orang yang tidak merokok, ia telah melanggar hak hidup orang lain yang tidak merokok. Karena orang yang tidak merokok ingin menghirup udara segar bebas penyakit akibat dari asap rokok.

              Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Sekarang ini kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertatik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknyaHal ini sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya masyarakat dunia, bahwa merokok itu mengganggu kesehatan. Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,bahkan internasional.

 

              Pemerintah tentunya juga tidak tinggal diam atas fenomena banyaknya kebiasaan merokok pada kalangan masyarakat,khususnya kalangan remaja yang masih berstatus pelajar. Selain kebijakan-kebijakan pemerintah akan larangan merokok diberbagai tempat umum seperti rumah sakit, di kantor-kantor, lingkungan sekolahan, serta tempat umum lainnya tentunya pemerintah juga mengeluarkan peraturan yang sah seperti Peraturan Pemerintah RI Nomor 81 Tahun 1999 tentang “Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan” yang dikeluarkan resmi oleh Presiden.

              Masalah perilaku mengkonsumsi rokok tidak hanya terjadi pada kalangan remaja ataupun kalangan pelajar pada masyarakat kota metropolis saja, akan tetapi sehubungan dengan berbagai pengaruh dan perilaku remaja karena pergaulan, maka pemuda atau remaja bahkan pelajar di pedesaan saja juga telah banyak yang melakukan kegiatan merokok.

Perilaku merokok dikalangan remaja sepertinya sudah menjadi trend yang buruk. Banyak sekali sugesti negatif di benak remaja, seperti contoh ketika diwawancara murid SMPN 43 Bandung  menyatakan bahwa kalau tidak merokok tidak gaul, tidak merokok tidak gentle, tidak merokok tidak keren dan masih banyak lagi sugesti yang salah di benak mereka. Kasus merokok di SMPN 43 termasuk kasus yang ditemukan pada kelas 7, 8 atau pun kelas 9 walaupun tidak banyak tapi ada ditemukan. Ada yang merokok di toilet, di pojok-pojok sekolah atau di jalanan arah ke sekolah. Mereka kebanyakan mulai merokok ikut-ikutan teman yang sudah pandai merokok. Mereka terbujuk dan akhirnya ikut komunitas merokok.Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.Bahaya merokok seakan-akan diabaikan oleh para remaja, padahal mereka  tahu akan bahaya-bahayanya, dan juga didalam bungkus rokok yang mereka baca seakan-akan tidak diperdulikannya.

Berpijak dari kasus-kasus merokok dikalangan remaja khususnya di SMPN 43 Bandung maka penulis ingin menuangkannya dalam makalah yang berjudul PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS TERHADAP SISWA KELAS VIII).

Dengan harapan melalui makalah ini banyak remaja atau para siswa SMPN 43 Bandung tersadar akan bahaya merokok untuk diri sendiri dan dapat mensosialisasikannya kepada teman-temannya tentang bahaya merokok.

B.     Rumusan Masalah

         Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.        Bagaimana kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMPN 43 Bandung Tahun  Pelajaran 2017-2018 ?

2.        Apa saja faktor yang menyebabkan peserta didik merokok  ?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :

1.      Untuk mengetahui kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMPN 43 Tahun Pelajaran 2017/2018.

2.      Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMPN 143Tahun Pelajaran 2017-2018.

3.      Memberikan solusi terhadap masalah merokok di SMPN 43 Kota Bandung.

D.    Manfaat Penulisan

Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat secara teoritas maupun    praktis sebagai berikut :

1.      Secara Teori

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai kebiasaan merokok pada peserta didik kelas kelas VIII SMPN 43 Tahun Pelajaran 2017-2018 ?

2.      Secara Praktis

Adapun manfaat praktis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Bagi peserta didik

Dapat membantu peserta didik dalam bertingkah laku yang baik dan tepat sesuai dengan yang ada dalam masyarakat serta peserta didik mampu menerapkannya dalam permasalahan ini.

 

 

 

Bagi guru

Dapat bekerja sama untuk memberikan perhatian yang cukup dan bimbingan dalam konteks mengenai kebiasaan merokok sehingga peserta didik dapat terarah lebih baik.

 Bagi sekolah

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi mengenai kebiasaan merokok peserta didik agar terarah lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Perencanaan

Rencana pelaksanaan studi yang saya lakukan di lapangan SMPN 43 Kota Bandung tanggal 02 September 2017 sebagai berikut :

1.      Mengenali gejala

Berdasarkan wawancara di SMPN 43 Kota Bandung sering dijumpai peserta didik yang mempunyai kebiasaan merokok disebabkan peserta didik mengikuti pengaruh pergaulan dengan teman sebayanya yaitu murid di salah satu SMP Swasta di Kota BandungPada awalnya peserta didik belum mengenal rokok serta belum merasakan bagaimana rasa rokok itu, akan tetapi karena pengaruh dengan teman sebayanya sehingga peserta didik tertarik dengan rokok dengan motivasi coba-coba dan didorong oleh keinginan ikut-ikutan serta dalam pergaulan bebas.

2.      Membuat deskripsi kasus

Veyza adalah siswa kelas VIII SMPN 43 Kota Bandung. Ia berasal dari keluarga menengah ke bawah , ayahnya pedagang ayam potong dan ibunya seorang guru honor paud. Jarak tempat tinggal kurang lebih 1 km dari rumah ke sekolah, sebagai anak pertama semula orang tuanya berharap agar anaknya setelah pulang dari sekolah ia bisa menjaga adiknya yang masih kecil. Sejak bergaul dengan murid salah satu sekolah swasta di Kota Bandung tersebut (cenderung anak  nakal ) ia mengikuti kebiasaan mereka yaitu ikut-ikutan merokok secara sembunyi-sembunyi di lapangan, awalnya ia coba-coba tetapi lama kelamaan menjadi kecanduan. Akhirnya waktu untuk belajar menjadi males karena ia lebih penting untuk merokok, tetapi lama kelamaan ia merasa bosan bahwa merokok itu tidak enak dan rasanya pahit. Ia mengakui bahwa selama ini apa yang dilakukan tidak baik serta dapat merugikan diri sendiri( boros uang). Bahkan jika uangnya sudah habis namun veyza ingin merokok dia tidak segan-segan untuk meminta uang pada adik kelas atau teman-temannya dengan alasan untuk jajan makanan padahal usai pulang sekolah dibelikan rokok.

 

3.      Aspek/ bidang-bidang masalah

Bidang masalah yang dihadapi adalah masalah sosial dikarenakan klien pengaruh lingkungan pertemanannya disekitar yang tidak mendukung sehingga membuat klien tertarik  merokok dengan motivasi coba-coba dan didorong oleh keinginan ikut-ikutan.

4.      Jenis-jenis masalah

Berdasarkan deskripsi kasus diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa jenis masalah yang dialami klien adalah masalah kebiasaan merokok sehingga dalam pembelajaran biasanya menjadi malas untuk belajar, lupa waktu untuk tidak mengerjakan PR, suka mengacuhkan perintah (mengabaikan), membuang-buang uang untuk membeli rokok, tidak konsentrasi dalam penerimaan pelajaran, hubungan antara keluarga menjadi renggang, boros untuk membeli rokok yang akhirnya berdampak negatif seperti menjadi lupa untuk belajar sehingga klien  menjadi malas  belajar karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk merokok.

5.      Analisis masalah

Bedasarkan hasil wawancara penulis mengambil kesimpulan bahwa klien yang bernama Veyza merupakan peserta didik kelas VIII dari SMPN 43 Kota Bandung. Klien termasuk peserta didik yang baik namun di karenakan pengaruh lingkungan pertemanannya disekitar yang tidak mendukung maka membuat klien ini menjadi kebiasaan merokok. Klien awal mula tertarik dengan merokok dari kelas VII dengan motivasi coba-coba dan adanya dorongan pengaruh dengan teman sebaya atau teman sepergaulan. Hal  ini klien merokok berawal dari coba-coba untuk menunjukkan jati dirinya, maka lama kelamaan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan lingkungannya. Peserta didik beranggapan bahwa merokok itu enak tetapi lama kelamaan merasakan tidak enak karena merasakan pahit serta mencoba untuk berhenti. Deskripsi di atas menunjukkan bahwa meskipun dampak merokok sangat tidak baik bagi pengguna maupun orang lain, namun kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

 

B. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang diinginkan dan yang mendukung      dalam penulisan ini maka ada beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai untuk digunakan dalam penulisan ini yaitu :

1.      wawancara ( interview)

Interview berisikan pertanyaan-pertanyaan lisan yang ditanyakan oleh interview dan di jawab oleh interviwi, yang bisa dimanfaatkan untuk menggali tentang keyakinan, sikap dan pengalaman interviwi secara mendalam (Gall dkk 2003:222).

Berdasarkan teori diatas dapat di simpulkan wawancara adalah mencari sebuah data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan komplit tentang sesuatu baik dari konselor bahkan konseli itu sendiri. Masalah konseli yaitu kebiasaan merokok pada peserta didik kelas VIII SMPN 43 Kota Bandung.

2.      Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya  atau hal-hal yang ia ketahui(Suharsimi Arikunto,2006:151).

Angket didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden(Anwar,2009:167).

 

C. Identifikasi Masalah

           Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penulisan ini antara lain       

1.        Sesuai dengan permasalahan bahwa di SMPN 43 Kota Bandung ditemukan peserta didik yang memilki kebiasaan merokok.

2.        Aspek kebebasan peserta didik khususnya peserta didik kelas VIII di SMPN 43 Kota Bandung untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan yang hak, apa yang penting dan apa yang tidak penting belum diarahkan secara optimal.

 

D. Penggunaan dan Pengolahan Data

Berdasarkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, kehidupan peserta didik SMPN 43 Kota Bandung yang mengkonsumsi rokok dapat dijelaskan bahwa pola jawaban dan motivasi remaja merokok adanya anggapan bahwa pengenalan gaya hidup remaja harus selalu fleksibel, tidak apatis dan selalu mengikuti perkembangan gaya hidup modern. Hal ini sesuai dengan pendapat Erikson (1968) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa krisis pencarian identitas diri yang menunjukkan bahwa pada masa ini individu dihadapkan pada tugas perkembangan yang utama yaitu menemukan kejelasan identitas, terutama yang berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan selama masa remaja, meliputi penerimaan keadaan fisik, peran seks secara sosial, membentuk hubungan baru dengan lawan jenis, kemandirian emosi dan ekonomi, memilih pekerjaan, mengembangkan keterampilan intelektual, memilih tata nilai yang menuntun perilaku, mengembangkan perilaku sosial dan mempersiapkan perkawinan (Havinghurst, dalam Papalia, 1998). Erikson menamakan proses tersebut sebagai proses mencari identitas ego (Monks, 1999).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

DIAGNOSA

    

A.    Penyebab Masalah

Setelah diadakan konseling maka dapat diperoleh data-data yang menunjukkan bahwa faktor penyebab peserta didik yang melakukan kebiasaan merokok adalah sebagai berikut :

a.       Kepribadian yang lemah

b.      Ketidak mampuan mengendalikan diri

c.       Dorongan ingin tahu, ingin mencoba-coba, ikut-ikutan

d.      Tidak memikirkan akan bahaya merokok, pergaulan bebas

e.       Orang tua kurang atau tidak ada komunikasi dan keterbukaan

f.       Orang tua acuh dan tidak mengadakan pengawasan

g.      Orang tua tidak perhatian, memberi kehangatan, kasih sayang dan kemesraan dalam keluarga

h.      Adanya anggota kelompok sebaya yang menjadi pengedar merokok

Sehingga faktor yang menyebabkan peserta didik merokok antara lain  sebagai berikut :

Faktor kepribadian

Pelajar/ siswa merokok dengan alasan ingin melepaskan diri dan rasa sakit baik fisik maupun psikis, kebosanan dan sebagainya. Kepribadian yang kurang kuat seperti merasa dirinya kurang sukses, kurang hebat, kurang pandai bergaul akan mudah tergoda untuk merokok.

 Faktor sosial

Lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar, misalnya karena teman-temannya pada merokok maka ia ikut-ikutan merokok biar dianggap gaul, keren dan sebagainya.

 

Faktor farmakologis

Didalam rokok mengandung nikotin, inilah yang menjadi biang keladi utamanya. Nikotin ini setelah sampai ke otak melalui peredaran darah akan menginduksi dopamine yang mengatur kesenangan dan kecanduan.

Pengaruh iklan

Iklan rokok melalui media masa baik tulis maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan, mewah, membuat pelajar/ remaja sering terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang dicitrakan di iklan.

Pengaruh orang tua

Salah satu temuan tentang remaja/pelajar merokok adalah bahwa siswa yang berasal dari keluarga perokok akan mudah menjadi perokok. Untuk itu perlu diperhatikan karena orang  tua harus dapat menjadi figur yang baik dalam memberikan keteladanan pada anak- anaknya.

Ketidak tahuan akan bahaya merokok

Ketidak tahuan pelajar akan bahaya merokok akan menimbulkan pemahaman yang slah tentang rokok seperti dikiranya dengan merokok dapat membuat jadi pandai bergaul, terkesan lebih keren, dapat meningkatkan prestasi belajar, dan sebagainya. Dan anggapan itu semua salah, justru sebaliknya dapat mendatangkan berbagai penyakit yang berbahaya.

Berdasarkan penyebab dan data- data yang telah didapat maka dapat disimpulkan bahwa  faktor- faktor penyebab peserta didik melakukan kebiasaan merokok karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor kepribadian, sosial, pengaruh iklan, dan pengaruh orang tua.

 

 

 

 

 

B. Dampak buruk dari rokok bagi pelajar yaitu :

a.    Konsentrasi belajar terganggu

Bagi pelajar yang sudah terbiasa merokok, akan terganggu konsentrasi belajarnya terutama di sekolah karena selama 5- 6 jam siswa berada di sekolah harus menahan untuk tidak merokok padahal para perokok untuk tidak merokok selama 5-6 jam merupakan waktu yang cukup lama. Di samping  itu karena pelajar belum mempunyai penghasilan maka suatu saat akan kehabisan uang untuk memebeli rokok padahal keinginan merokok sangat kuat sehingga pikiran jadi kacau. Kalau di biarkan terus menerus dapat menjadi pemicu untuk berbuat negatif, misalnya mencuri atau tindakan tercela lainnya.

b.      Menurunkan prestasi belajar

Pelajar yang terbiasa merokok, apalagi ia tergolong dari kalangan kurang mampu, dia akan mengurangi uang jajan yang seharusnya untuk membeli makanan tetapi malah di belikan rokok, akibatnya kebugaran tubuh akan merosot yang pada akhirnya akan menurunkkan mutu belajarnya dan akibat yang lebih parah lagi kehilangan semangat belajar.

c.       Kecanduan

Pelajar yang awal mula mungkin inginnya coba-coba, ikut-ikutan lama –lama akan kecanduan. Kalau kondisi ini dibiarkan terus tidak mustahil ia akan meningkat mengkonsumsi narkoba. Karena menurut beberapa pecandu narkoba pada umumnya dimulai dari kebiasaan merokok

d.      Pemborosan 

Merokok merupakan salah satu perilaku pemborosan, hanya sedikit manfaat dan bahkan tak ada manfaat yang bisa diambil, justru keburukan yang akan diperoleh. Oleh karena itu hindari merokok agar hidup lebih sehat dan menyenangkan.

 

 

 

 

 

C.    Kasus Yang Muncul

Berdasarkan deskripsi kasus diatas menunjukkan bahwa klien yang bernama Veyza merupakan peserta didik kelas VIII dari SMPN 18 Kota Bandung. Klien termasuk peserta didik yang baik namun di karenakan pengaruh lingkungan pertemanannya disekitar yang tidak mendukung maka membuat klien ini menjadi  merokok. Kasus yang muncul adalah Kebiasaan Merokok Pada Peserta didik Kelas VIII SMPN 43 Kota Bandung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PROGNOSIS

 

A.    Pendekatan konseling yang digunakan dalam intervensi kasus

            Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan behavior. Corey (2003: 198) menyatakan bahwa pendekatan behavior tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia secara langsung. Setiap manusia dipandang  memiliki kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada dasarnya di dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya. Segenap tingkah laku manusia itu dipelajari.

                  Winkel (2004: 420) menyatakan bahwa konseling behavioristik berpangkal pada beberapa keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat falsafah dan sebagian bersifat psikologis, yaitu:

a.       Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.

b.      Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkahlakunya sendiri, menangkap apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

c.       Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri suatu pola tingkahlaku yang baru melalui proses belajar.

d.      Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya pun dipengaruhi oleh perilaku orang lain

                  Disimpulkan bahwa hakikat manusia pada pandangan behavioris yaitu pada dasarnya manusia tidak memiliki bakat apapun, semua tingkahlaku manusia adalah hasil belajar. Manusia pun dapat mempengaruhi orang lain, begitu pula sebaliknya. Manusia dapat menggunakan orang lain sebagai model pembelajarannya.

 

B.   Treatment

Memberi layanan Program Hebat dan  konseling individual kepada klien sesuai kebutuhan yang sebelumnya telah diberitahukan kepada klien. Dalam konseling konselor selalu  dapat memberikan arahan-arahan kepada klien yang bermasalah tentang dampak dari hal-hal yang melanggar ketentuan norma dan moral. Misalnya tentang bahaya rokok, narkoba, serta minuman keras  dukungan, serta memberikan dorongan dan keyakinan bahwa klien bisa mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokoknya.

Dalam hal ini Strategi konseling yang digunakan adalah strategi self management yaitu perubahan perilaku untuk merubah kebiasaan buruk agar menjadi kebiasaan yang baik.

Langkah- langkah penyelesaian dalam menggunakan teknik pendekatan Behavior yaitu :

1.        Konselor menanyakan kepada klien tentang kebiasaan merokoknya dalam satu hari berapa bungkus klien mengkonsumsi rokok, lalu klien menjawab dalam satu hari ia mengkonsumsi 1 bungkus rokok. Disini konselor tidak akan langsung meminta klien untuk berhenti merokok tetapi konselor meminta klien dalam satu hari merokok 2 atau 1 batang. Karena kecanduan merokok itu tidak akan langsung berhenti tetapi untuk menghilangkannya yaitu dengan cara mengurangi merokok satu hari 2 atau 1 batang.

2.        Konselor mengarahkan kepada klien untuk mengemil ataupun memakan permen sebagai pengganti merokok agar kebiasaan merokok itu dapat hilang serta menjelaskan kepada klien tentang dampak merokok karena dengan merokok dapat merusak kesehatan seperti jantung, paru-paru dll, kemudian dalam pembelajarannya dapat terganggu sehingga konsentrasi belajar menjadi terganggu dan menurunkan prestasi belajar, serta pemborosan dalam uang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.        Kesimpulan

Merokok di kalangan remaja khususnya siswa tidak dapat dipungkiri lagi sering terjadi. Fase remaja adalah masa dimana ketergantungan terhadap teman sebayanya sangat tinggi. Oleh karena itu, seringkali remaja (siswa) enggan untuk menolak ajakan teman-teman sebayanya, termasuk juga untuk merokok. Siswa yang mau saja diajak oleh temannya untuk merokok berarti dia tidak mempunyai ketegasan dalam dirinya. Biasanya siswa yang merokok karena diajak temannya karena dia merasa tidak enak kepada temannya atau dia merasa takut bila dijauhi oleh teman-temannya.        

            Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa Faktor yang mendorong peserta didik kelas VIII di SMPN 43 Kota Bandung memiliki kebiasaan merokok yaitu Berawal dari coba-coba dan menunjukkan jati dirinya, sehingga  lama kelamaan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan lingkungannya. Peserta didik beranggapan bahwa melalui rokok akan tampak gagah, jantan dan diperhitungkan oleh lingkungan dalam kelompoknya. namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

B.     Saran

              Untuk mengurangi resiko terhadap bahaya rokok maka kepada pihak sekolah agar melakukan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik terutama pada laki-laki yaitu tentang bahaya merokok yang berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan. Pihak sekolah agar tegas dalam memberikan sanksi kepada peserta didik yang merokok pada jam sekolah dan selalu berkomunikasi dengan orang tua.

              Bagi peserta didik sebaiknya menghentikan kebiasaan berperilaku merokok yang akan membawa dampak pada kesehatan yang pada akhirnya menyebabkan rasa ketergantungan serta peserta didik diharapkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, dan mengalihkan perhatian diri dari perilaku merokok.

              Orang Tua hendaknya lebih berhati-hati dalam memberi contoh perilaku dalam lingkungan keluarga dan pengawasaan perilaku orang tua diharapkan menjadi bekal dalam bergaul dilingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

·         Anwar Sutoyo. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: PT. Widya Karya

·         Arikunto suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktik. Jakarta Renika Cipta:Jakarta

·         Juntika Ahmad. 2005. Strategi  Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Adita

·         Manastas, Lagita.2007. Filosofi Rokok. Yogyakarta : Katalog Dalam Terbitan.

·         Pusat Promosi Kesehatan Departement Kesehatan Republik Indonesia.

·         Rahman, Arif., dkk.2005. Sosiologi. Yogyakarta : Saka Mitra Kompetensi.

·         Sudjadji, Bagad.2005. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Surabaya : Katalog Dalam Terbitan.

·         Suharto. Majalah Kesehatan Keluarga. Jakarta : P.T. Dian Rakyat.2008.


Peranan Guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 43 Bandung Pada Masa Pandemi Darurat Covid 19

  Peranan Guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 43 Bandung  Pada Masa Pandemi Darurat Covid 19  (Deskripsi Pengalaman dalam pendampingan si...